Review Buku The First 20 Hours: How to Learn Anything Fast

2013-06-21-first20hourscoverBeberapa bulan yang lalu sambil menunggu penerbangan pulang ke Surabaya, iseng iseng mampir ke toko buku periplus di  Soetta buat numpang baca buku gratis. Ada sebuah buku yang menurutku cukup menarik judulnya The First 20 Hours: How to Learn Anything

Buku bersampul kuning itu cukup menarik perhatianku karena warnanya memang mencolok jika dibandingkan dengan buku yang lain. Syukurlah setelah mencari sampai tumpukan terbawah ternyata ketemu juga yang sudah terbuka segel plastiknya.

Inti dari buku ini adalah bagaimana mempelajari apapun dalam waktu kurun waktu 20 jam. Ide dasarnya adalah, manusia itu sebenarnya pengen belajar banyak hal tetapi kekurangan waktu karena terlalu sibuk dengan aktivitas sehari hari. ada anggapan juga, jika ingin mempelajari sesuatu harus dalam waktu yang lama. Mungkin itu sebabnya Joss Kauffman (penulis buku ini) menyumpahi  Malcom Gladwell (penulis buku Outliers : The Story of Success) yang mengatakan bahwa untuk mempelajari sesuatu skill/ilmu memerlukan sekitar 10.000 jam latihan atau jam terbang. Ya mungkin maksudnya Gladwell ini mempelajarinya sampai level dewa, kalau Kauffman target awalnya (20 jam petama) adalah level bisa kemudian baru ditingkatkan lagi

Dilihat sekilas buku ini terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah bagaimana mempelajari suatu skill (rapid skill aquisition), yang kedua adalah effective learning (semuanya dalam kurun waktu 20 jam). Bagaimana caranya ? Here we go, kita mulai dari bagian pertama (rapid skill aquisition)

  1. Pilih skill yg kamu cintai (passion) untuk dikuasai. Misalnya Skill bermain bola
  2. Fokus pada satu skill saja. Misalnya Skill seorang penyerang.
  3. Buat target performance. Pengen sampai level apa, ukurannya harus jelas. Misalnya level Filippo Inzaghi seorang penyerang oportunis dengan akurasi tembakan 90%
  4. Dekonstruksi skill tadi menjadi sub skill. Jadi disini pecah pecahlah skill tersebut menjadi sub skill, kemudian belajar melalui subskill -subskill tersebut. Misalnya fokus pertama belajar menembak sampai akurasi tembakan 90%. kemudian belajar menembak tetapi dengan dibayangi lawan
  5. Pilih critical tools. Untuk mempelajari skill penyerang sepakbola tentunya banyak memerlukan tools (seperti lapangan, bola, gawang, sepatu bola, pelindung tulang kering, jersey bola) tetapi pilihlah critical tools yang harus dimiliki (dalam hal ini tentu saja harus punya bola sendiri)
  6. Hapus semua barrier halangan rintangan. Rintangan ini bisa dari luar  (misal; waktu mau latihan diajak hangout sama teman, diajak temen nonton persebaya di stadion) maupun dari dalam diri (misal; rasa takut, rasa malas, hobi menunda-nunda)
  7. Temukan waktu dengan membuatnya (menjadwalkannya) bukan dari waktu sisa. If you want time, you must make it
  8. Cari feedback. Bisa dari mentor, rekaman video, teman yg lebih menguasai. minta komentar dan saran perbaikan.
  9. Gunakan short period practice. Satu periode 20 menit tanpa henti. Ulangi tiap 20 menit. Ini untuk mencegah kebosanan. Bisa pakai stopwatch. Misal latihan menembak selama 20 menit.
  10. Latih kecepatannya dengan menggunakan stopwatch. Misal dalam 20 menit ada berapa banyak tembakan yang tepat sasaran. ulangi terus dan tingkatkan kecepatannya

Sepakbola ini hanya contoh, bisa saja menggunakan contoh yang lain misalnya mengetik 10 jari, fotografi, tune up motor, membuat hantaran pernikahan dan lain sebagainya dengan menggunakan 10 langkah di atas.

Sedangkan bagian yang kedua, yaitu effective learning saya belum bisa menuliskannya karena keburu dipanggil boarding. Lagipula penjaga periplus tanpa saya sadari sudah berada di samping saya sambil mengamati saya yang membaca buku tersebut sambil komat kamit menghafal dengan suara berbisik ala anak SMA yang akan menghadapi ulangan dadakan. Jika memungkinkan akan saya update untuk bagian kedua. Sementara dibawah ini saya tampilkan note ringkasan dari hasil browsing termasuk bagian kedua.

visual 20 hoursSumber Gambar : dari sini